Menjadi Pendidik Itu... Harus SEKARANG

Berbicara mengenai menjadi pendidik, tentu bagi kita yang suka membaca buku atau setidaknya hobi jalan-jalan ke Gramedia, tentu sudah tidak asing dengan buku Indonesia Mengajar bukan? Nah kawan, dalam buku itu, Anies Baswedan mengatakan bahwasanya "Mendidik adalah tanggung jawab setiap orang terdidik. Berarti juga, anak-anak yang tidak terdidik di Republik ini adalah "dosa" setiap orang terdidik yang dimiliki di Republik ini. Anak-anak nusantara tidak berbeda. Mereka semua berpotensi. Mereka hanya dibedakan oleh keadaan."

Menjadi Pendidik, Guru, Pengajar | Blog Dillah

Sungguh dalam sekali bukan? Terlebih saya sebagai seorang mahasiswa yang tentu sudah terdidik, sudah secara otomatis pula saya memiliki tanggung jawab moral untuk menularkan ilmu yang telah saya pelajari. Dan, saya ini juga bukanlah mahasiswa biasa saja, saya ini mahasiswa Bidik Misi, yang mempunyai 'misi' memajukan Indonesia melalui dunia pendidikan. Sudah selayaknya saya menjadi seorang pendidik.

Pendidikan merupakan kebutuhan yang amat sangat penting. Pendidikan akan membuat perbedaan besar diantara manusia - John Locke. Urgensi pendidikan inilah yang menjadikan pemerintah Indonesia beserta lembaga organisasi lain untuk memajukan dunia pendidikan. Pemerintah mengeluarkan salah satunya program Bidik Misi, yakni beasiswa kuliah hingga lulus plus biaya hidup bagi calon mahasiswa yang berprestasi dan kurang mampu. Sedangkan organisasi lain, semisal Sampoerna School of Education juga memiliki aksi yang tidak bisa dipandang sebelah mata.

Menjadi seorang pendidik memang tidaklah mudah, banyak tantangan yang menghiasai perjalanan seorang pendidik. Namun, ingatlah selalu kawan, sebuah pernyataan dari Aristoteles tentang dunia pendidikan, yakni "Pendidikan mempunyai akar yang pahit, tapi buahnya manis." Tantangan inilah yang dihadapi oleh pendidik era sekarang yang jauh lebih berat dibandingkan dengan beberapa dekade masa lalu. Hal ini merupakan sebagai akibat dari kemajuan teknologi yang tidak dibarengi dengan kemajuan moralitas (tentu hanya bisa dicapai dengan melalui pendidikan). Sebagai contoh, murid-murid sekarang lebih ber-mindset-kan sebagai penuntut ilmu yang praktis oriented. Jarang belajar, maunya dapat nilai 100. 

Pendidik sudah seharusnya memahamkan para muridnya, agar tidak hanya sekedar menjadi seorang mesin. Yang sangat ahli dalam menjawab pertanyaan pendidik, akan tetapi dangkal pemahamannya terhadap ilmu yang ditularkan. Maka, teringatlah saya dengan film fenomenal, 3 Idiots. Yang secara tekstual maupun kontekstual langsung menohok esensi pendidikan yang salah kaprah dipahami orang awam. Pendidikan tidak hanya untuk memperoleh ijazah, akan tetapi ilmu. Kejarlah kesempurnaan, maka kesuksesan akan mengikutimu - Phunshuk Wangdu dalam film 3 Idiots. 

Metode pendidik yang salah hanya akan melahirkan kebrobrokan murid. Cara mengajar inilah yang sudah seharusnya memiliki Standar Operasional Tetap agar tercipta generasi penerus yang handal. Tidak hanya handal dalam menjawab soal ujian, akan tetapi juga handal memahami ilmu yang dimilikinya. Maka tidak akan terjadi pemahaman yang tidak pas sebagaimana qoute berikut: “Mereka tahu hasil 2 + 2 = 4 tapi tak tahu mengapa 2 x 2 juga sama dengan 4.” ― Goenawan Mohamad, Catatan Pinggir 3.

Pendidikan mengembangkan kemampuan, tetapi tidak menciptakannya (Voltaire). Tantangan inilah yang menjadi semangat saya dalam mengemban dan melaksanakan beban moral untuk mengajar, untuk menjadi pendidik. 

Langkah yang bisa saya lakukan sekarang adalah membagikan ilmu melalui media Blog Dillah, blog personal yang Insya Allah akan menularkan semua ilmu yang saya miliki secara percuma. Mengapa saya memilih media blog sebagai langkah saya dalam implementasi mengajar? Karena dunia internet adalah dunia viral yang selalu uptime 24 jam dalam sehari. 7 hari dalam seminggu. Dan langkah inilah yang bisa saya lakukan sekarang, meskipun kecil, namun bila banyak orang yang melakukan akan menjadi besar dan memiliki efek yang bagus. Oleh karena itulah, mereka yang menuliskan ilmunya di blog sebetulnya sudah menjadi pendidik.

Menjadi pendidik, tidak hanya dengan alat tulis. Menjadi pendidik, bisa dilakukan oleh siapapun. Menjadi pendidik, bisa dilakukan dimanapun. Menjadi pendidik, tidak harus bersertifikasi. Menjadi pendidik itu sebuah kewajiban. Menjadi pendidik itu harus SEKARANG! Menjadi pendidik itu harus segera mengajar! Meski tanpa ruang-ruang kelas, tanpa alat tulis, tanpa bertatap muka.

Jayalah Pendidikan Indonesiaku!!!!


*Catatan Galau tentang Menjadi Pendidik dari Seorang Mahasiswa Bidik Misi.
Download Kumpulan Soal CPNS

0 komentar:

Posting Komentar